-10%
Terlaris
Rp 65.000
Rp 75.000
Dayah merupakan sebutan legendaris untuk pondok pesantren di wilayah Aceh. Sebutan unik ini memiliki kiprah penting dalam mencitrakan Aceh sebagai Serambi Makkah. Kalau menelisik literatur sejarah Aceh tempo dulu, Dayah merupakan basis pendidikan utama yang selalu menjadi penyeimbang dalam dunia pemerintahan. Linear inilah yang berhasil melahirkan Aceh dengan keragaman budaya berlandaskan syariat.
Pemilihan tema tentang kedayahan adalah ikhtiar nyata untuk menegaskan kembali eksistensi Dayah saat ini dalam seluruh lingkup dan aspek kehidupan. Ada enam landasan kuat kenapa topik kedayahan perlu kita angkat sebagai langkah refleksi dan menyongsong masa depan cerah Aceh, yaitu:
1. Menggali Perspektif: Buku ini memungkinkan santri untuk berbicara tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, dan politik. Dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, buku ini dapat menggali perspektif santri yang beragam.
2. Menghimpun Berbagai Pendapat: Antologi ini mengumpulkan berbagai pendapat dan pandangan dari santri yang berasal dari berbagai pesantren. Ini memperkaya wawasan dan memberikan gambaran lebih lengkap tentang isu-isu yang dibahas.
3. Menggugah Kesadaran: Buku ini dapat menggugah kesadaran santri tentang peran mereka dalam pendidikan, ekonomi, dan politik. Dengan mengeksplorasi tema-tema ini, santri dapat lebih memahami tantangan dan peluang yang ada di sekitar mereka.
4. Mendorong Kreativitas: Menulis opini dan esai memerlukan pemikiran kritis dan kreativitas. Buku ini mendorong santri untuk mengasah kemampuan menulis dan berbicara secara efektif.
5. Memperkuat Identitas Dayah: Dengan menggali tema-tema yang relevan dengan pesantren, buku ini memperkuat identitas pesantren sebagai pusat pendidikan, spiritualitas, dan kemandirian ekonomi.
6. Kontribusi pada Literatur Kepesantrenan: Buku ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti, praktisi, dan masyarakat yang tertarik dengan dunia pesantren. Kontribusi santri dalam bentuk opini dan esai dapat memperkaya literatur kepemudaan dan kepesantrenan.
1. Menggali Perspektif: Buku ini memungkinkan santri untuk berbicara tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, dan politik. Dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, buku ini dapat menggali perspektif santri yang beragam.
2. Menghimpun Berbagai Pendapat: Antologi ini mengumpulkan berbagai pendapat dan pandangan dari santri yang berasal dari berbagai pesantren. Ini memperkaya wawasan dan memberikan gambaran lebih lengkap tentang isu-isu yang dibahas.
3. Menggugah Kesadaran: Buku ini dapat menggugah kesadaran santri tentang peran mereka dalam pendidikan, ekonomi, dan politik. Dengan mengeksplorasi tema-tema ini, santri dapat lebih memahami tantangan dan peluang yang ada di sekitar mereka.
4. Mendorong Kreativitas: Menulis opini dan esai memerlukan pemikiran kritis dan kreativitas. Buku ini mendorong santri untuk mengasah kemampuan menulis dan berbicara secara efektif.
5. Memperkuat Identitas Dayah: Dengan menggali tema-tema yang relevan dengan pesantren, buku ini memperkuat identitas pesantren sebagai pusat pendidikan, spiritualitas, dan kemandirian ekonomi.
6. Kontribusi pada Literatur Kepesantrenan: Buku ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti, praktisi, dan masyarakat yang tertarik dengan dunia pesantren. Kontribusi santri dalam bentuk opini dan esai dapat memperkaya literatur kepemudaan dan kepesantrenan.